Entry Terbaru

Sunday, June 10, 2012

Istiqamah di Jalan Dakwah


Istiqamah di Jalan Dakwah



يا رسولَ اللهِ, قُلْ لِيْ في الإسلام قَوْلاً لاَأسْأَلُ عَنْهُ أحدأ غَيْرَكَ ! قال : قُلْ آمَنْتُ باللهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ.

Dari Abu Amroh Sufyan bin Abdillah ra berkata ; Ya Rasulallah,katakan kepadaku satu kata saja yang aku tidak akan bertanya kepada siapapun selain engkau ! Jawab Rasul SAW : Katakan , aku beriman kepada Allah,lalu istiqomahlah. ( HR.Muslim )


Istiqamah berarti berdiri tegak di suatu tempat tanpa pernah bergeser, karena akar kata istiqamah dari kata qaama yang berarti berdiri. Maka secara etimologi, istiqamah berarti tegak lurus. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, istiqamah diartikan sebagai sikap teguh pendirian dan selalu konsekuen. Menurut Al Qusairi: istiqamah adalah suatu peringkat yang menjadikan sempurna berbagai perkara. Menurut Al Wasithi: istiqamah adalah etika yang menjadikan sempurnanya berbagai kewajiban.
Muslim yang istiqamah adalah muslim yang selalu mempertahankan keimanan dan akidahnya dalam situasi dan kondisi apapun. Ia bak batu karang yang tegar menghadapi gempuran ombak-ombak yang datang silih berganti. Ia tidak mudah loyo atau mengalami futur dan degradasi dalam perjalanan dakwah. Ia senantiasa sabar dalam menghadapi seluruh godaan dalam medan dakwah yang diembannya, meskipun tahapan dakwah mengalami perubahan.

Karena begitu pentingnya sifat istiqamah itu kita miliki, meka setiap kita harus berusaha untuk menumbuhkannya ke dalam jiwa kita masing-masing. Di dalam artikel singkat ini, diulas beberapa kiat-kiat praktus menuju istiqamah di jalan dakwah:

1. Memahami hakikat dan tabiat jalan dakwah

Dengan memahami hakikat dakwah, dan berbagai keutamaannya, seorang aktivis akan termotivasi untuk senantiasa berpartisipasi dan berkontribusi aktif di jalan dakwah. Dan berantusias untuk terus menjalankan amalan-amalan yang utama. Segala waktu, tenaga, dan potensi yang dimiliki semuanya dikerahkan untuk dakwah, dan segala peluang dan kesempatan dakwah segera disambutnya.

Tabiat jalan dakwah adalah jalan yang sukar, menanjak dan penuh duri. Penuh berbagai ujian dan cobaan. Tirmidzi dan Imam lainnya meriwayatkan dari hadits Sa'ad bin Abi Waqqash, aku bertanya "Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berat cobaannya ?" Nabi menjawab, "Para Nabi, kemudian orang-orang yang derajatnya di bawah mereka dan seterusnya." Ibtila' merupakan salah satu sunnatullah yang harus dihadapi manusia, terutama para aktivis dakwah. Begit mereka membenarkan yang haq, dan menyatakan komitmen untuk menegakkan yang haq dan menyeru untuk itu, ALlah akan menuntut bukti atas kebenaran ucapan itu.
وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ الم أَحَسِبَ النَّاسُ أَن يُتْرَكُوا أَن يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ

29:1-3 Alif Laam Miim. Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang 
sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia 
mengetahui orang-orang yang dusta.




2. Ikhlas
Diantara tanda-tanda ikhlas adalah: fokus untuk menggapai ridha Allah dan kesabaran dalam menempuh suatu proses yang panjang
Seorang aktivis dakwah harus tekun menempuh lamanya suatu proses, lika-liku menuju suatu hasil akhir, dan tibanya kesuksesan di menit-menit terakhir, dan kepenatan beraktivitas di tengah-tengah berbagai manusia yang memiliki berbagai perasaan dan kecenderungan - dengan mengalahkan sifat-sifat malas, menunda-nuda, lari dari tugas (tafallut), atau berhenti (tawaqquf) di tengah jalan. Seorang aktivis tidak sekedar bekerja untuk meraih kesuksesan atau mencapai kemenangan - lebih dari itu adalah untuk mencari keridhaan Allah.

Imam Ahmad pernah ditanya, "Kapan seorang hamba dapat istirahat ?" Beliau menjawab "Ketika awal kaki menginjak surga." Seorang ulama shalih berkata, "Selama diniatkan untuk Allah semuanya akan terus berlangsung dan berkelanjutan. Begitu juga apa saja yang diniatkan bukan untuk Allah akan terhenti dan terputus.

Faktor ikhlas inilah yang membuat amal seorang mukhlis bisa konsisten, sedangkan hasil akhirnya dia serahkan sepenuhnya kepada ALlah. Allah tidak bertanya kepada hamba-Nya di akhirat: "Mengapa engkau tidak berhasil ?" Akan tetapi beliau akan bertanya, "Mengapa engkau belum berupaya dengan sungguh-sungguh?". Allah tidak bertanya "Mengapa engkau tidak sukses?" Akan tetapi Alah akan mempertanyakan "Mengapa engkau tidak beramal ?"

3. Beramal dan mujahadah meraih istiqamah
فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَن تَابَ مَعَكَ وَلاَ تَطْغَوْاْ إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

11:112. Maka istiqamahlah, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

Menurut Ibnu Abbas r.a: tidak ada suatu ayat pun dalam al Quran yang diturunkan kepada Rasulullah yang lebih berat baginya dari ayat ini. Dan diriwayatkan dari Al Hasan: ketika ayat ini turun, Rasululah menjadi sangat serius dan tidak pernah terlihat beliau tertawa.

Tidak dapat disangkal untuk mencapai istiqamah yang sempurna sangat sulit, dan pasti terdapat berbagi kekurangan, sebagaimana diisyaratkan dalam firman ALlah'
فَاسْتَقِيمُوا إِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوهُ
41:6 "Maka istiqamah pada jalan lurus kepadaNya dan mohonlah ampun kepadaNya."

Karena adanya kekurangan, maka ayat ini pun memerintahkan agar beristighfar. Hal ini hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang memiliki tekad, khususnya yang memang sejak awal memiliki niat yang sungguh-sungguh. Meski demikian, dengan kesungguhan (ijtihad), segenap kemampuan (muhawalah), konsistensi dan kesabaran, dan di sisi lain dengan pertolongan Allah, akan menjadi mudah untuk dilalui. Dan kalaupun tidak dicapai secara sempurna, yang penting adalah usaha yang sangat sungguh-sungguh untuk selalu mewujudkannya dan mendekati kondisi istiqamah tersebut, sebagaimana disebutkan dalam hadits
سددواوقاربوا
"Berusahalah untuk meraih istiqamah yang hakiki, dan dekatilah." (HR Bukhari-Muslim)

Sudah menjadi Sunnatullah bagi para makhluknya bahwa
مت جدوجد
"Siapa yang bersungguh-sungguh, akan berhasil"
ومن زرع حصد
"Siapa yang menanam, akan memanen"
ومن سارعلىالدرب وصل
"Siapa yang berjalan pada jalan yang benar, akan sampai pada tujuan.

Allah sudah berjanji kepada orang-orang yang mujahadah dengan petunjuk yang Dia berikan dalam menemukan dan menyinari jalan dakwah, sebagai mana firmannya.
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
"Dan mereka yang berjihad di jalah Kami, sudah pasti Kami akan membimbing mereka Jalan-jalan kami. Sesungguhnya Allah menyertai orang-orang yang berbuat kebaikan."





4. Bergaul bersama orang-orang yang istiqamah
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَن ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا

18:28. Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.

Salah satu pesan dari Salman r.a:
"Perumpamaan dua orang mukmin yang bersahabat adalah seperti dua tangan yang saling membasuh satu sama lain. Tidak sekalipun mereka berdua bertemu, kecuali Allah akan menetapkan bahwa salah satu diantaranya akan memberikan kebaikan bagi kawannya."

Karenanya, seorang aktivis dakwah harus bersama jamaah. Jalinlah kebersamaan dengan sesama karena ALlah, ikatkan tangan anda dengan tangan mereka, belajarlah dari mereka,saling tolong menolong dengan mereka dalam kebaikan dan ketakwaan, saling menasihati dalam kebenaran, kesabaran dan kasih sayang. Hadirilah halaqah-halaqah mereka, majlis-majlis ruhiah mereka, dan barisan-barisan dakwah mereka.

5. Menghayati sirah orang-orang yang istiqamah

Salah satu karunia ALlah kepada para aktivis dakwah Islam adalah, tersedianya berbagai peninggalan turats (warisan khasanah keilmuwan) yang menjadi contoh teladan.
لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لِّأُوْلِي الأَلْبَابِ مَا كَانَ حَدِيثًا يُفْتَرَى وَلَـكِن تَصْدِيقَ الَّذِي بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيلَ كُلَّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

12:111. Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.

6. Berdoa memohon pertolongan ALlah

Jalan yang juga paling penting dalam menwujudkan sikap istiqamah adalah memohon pertolongan Allah dalam segala urusan dan kondisi, karena hanya kepada Allah semua urusan kelak akan dikembalikan. Doa adalah senjata umat Islam.

Maraji':
1. Silabus materi Ramadan 1426 H, DPP Partai Keadilan Sejahtera
2. Materi Kaderisasi, DPP Partai Keadilan Sejahtera
3. Dr. Yusuf Qardhawi, "Fii Ath Thariq ila-Llah, An Niyah wal Ikhlas" Niat dan Ikhlas di bawah naungan Quran dan Sunnah..
4. Hussan bin Muhamad bin Ali Jabir, "Menuju Jamaatul Muslimin"
5. Dr. Musthafa Al Bugha, "Al Wafi, Syarah Arbain An Nawawiyah"
6. Dr. Fathi Yakan, "Yang berguguran di Jalan Dakwah"


Al Faqir ila-Llah
Abu Fahmi



2 comments:

Terima Kasih. Untuk Lebih Informasi sila lawati Blog saya http://www.aadesigns94.com/